Sunday, January 31, 2016

Pulang


Aku ingin pulang. Aku ingin pulang ke rumahmu, ke pelukanmu, tenggelam dalam gelak tawamu, hadir dalam setiap rindumu. 
Tak bisakah kau membukakan pintu untukku seperti waktu itu? 
Atau setidaknya, membiarkanku mengetuk pintu rumahmu? Ah, kau kini terlalu egois untuk itu.
Jika seseorang yang kau izinkan masuk lebih baik dariku, maka berbahagialah, itu berarti doaku telah dikabulkan Tuhan. 
Namun, maaf jika ia tak mampu memberimu seluruh hatinya seperti yang kulakukan.

Saturday, January 30, 2016

Rindu

Kata orang, rindu itu indah
Memang. Jika ia yang kau rindukan mampu membayar rindumu dengan peluk atau sekedar senyum
Namun, rindu bisa jadi setajam pedang yang menusuk jantungmu dalam-dalam kala ia yang kau rindukan kini enggan menyapamu.
Padahal dulu kalian bahkan tak sanggup memelihara rindu masing-masing dan ingin selalu bertemu
Ah, waktu terlalu cepat berlalu
Ia yang tengah dirundung sendu hanya ingin mengaku bahwa ia rindu. Hanya itu.
Semoga kelak jika kalian bertemu, kalian mampu melempar tatap dan mengumbar senyum.

Teruntuk kamu yang dirindukan masa lalu.
Dariku yang merindukan waktu senggangmu.

Monday, January 25, 2016

Adalah aku

Adalah aku yang dulu dengan susah payah kau cari
Adalah aku yang dulu senantiasa kau nanti
Adalah aku yang dulu coba kau mengerti
Adalah aku yang dengan senang hati menerimamu walau penuh teka teki
Kau tahu? Mungkin saat itu, aku bisa saja menyuruhmu pergi agar semua tak terjadi
Namun kau juga harus tahu, aku dengan berani berada di sampingmu walau banyak mata menyoroti
Adalah aku yang dengan ikhlas hati menyingkirkan ego dan segala burukku untukmu, untuk kita
Namun tak jua mampu meluluhkan egomu yang ternyata sebesar dunia
Adalah aku yang kau buang dengan sembarang
Adalah aku yang kau tinggalkan sendirian
Adalah aku yang masih mencari sisa apapun tentang mu di isi kepalaku
Dan adalah kamu yang melahirkan semua luka di sisa ingatanku

Monday, January 11, 2016

Setelahnya

Setelah hari ini kamu mungkin bukan lagi orang yang kutunggu, bukan lagi seseorang yang kuingat setelah bangun tidurku
Setelah hari ini kamu mungkin bukan lagi sosok yang kutunggu kedatangannya setelah pergi jauhmu
Setelah hari ini kamu mungkin menggantikanku dengan seorang yang baru
Setelah hari ini kamu mungkin menemukan ia yang jauh lebih baik, tapi tak akan menemukan sesosok aku yang dengan tabah merawat sayap-sayap kesepianmu
Setelah hari ini ia mungkin mampu mengembalikan kembali senyummu, tapi tak akan mampu meledakkan tawamu seperti aku
dan setelahnya, semesta yang akan bekerja untuk menyadarkanmu akan pulang ke mana..
Selamat hari ke sebelas di tahun ini dan selamat berbahagia!

Tuesday, January 5, 2016

Pesan dari Seseorang yang Tak Ingin Kau Baca

Hai, kali ini aku tidak akan membahas hal itu lagi. Hal yang sudah tak sanggup untuk kuceritakan lagi. Hal yang sudah kututup rapat dan kuletakkan dalam kotak pandora. Dan tolong jangan paksa aku untuk membukanya. Kali ini, aku hanya ingin sedikit bercerita perihal puluhan hari yang telah kulalui, terhitung sejak kau pergi.
Beberapa hari setelah kau pergi, tangis masih enggan pergi. Udara panas di luar membuat hariku semakin gelap. Langitku mendung tak karuan. Tak ada yang ingin kulakukan selain meracau sendirian. Mungkin, kau tak pernah merasakannya, dan aku berdoa agar kau tak pernah merasakannya. Ditinggalkan saat sedang sayang-sayangnya. Percayalah, itu lebih menyakitkan dibanding perdebatan hebat kita beberapa bulan lalu. Dan asal kau tau, perlakuanmu macam itu tak akan membuatmu terlihat sebagai lelaki dewasa. Sungguh. Kau hanya akan terlihat sebagai remaja yang tak tahu arah.
Baiklah, aku tak akan mengungkit hal macam itu lagi. Toh, tak ada niat sedikitpun untuk mengutuk atau mendendam kepadamu. Semoga keputusan yang kau ambil dan melahirkan luka di hidupku akan membuat hidupmu semakin baik. Kau tak perlu lagi memikirkan hal-hal konyol yang seringkali kita perdebatkan. Kau tak perlu lagi meminta maafku berkali-kali saat brbuat salah, aku tau hal itu hanya akan menyusahkanmu. Kau tak perlu lagi membatalkan janjimu pada siapapun hanya untuk mengajakku pergi, seperti terakhir kali kita menghabiskan waktu berdua. Kau tak perlu lagi menemuiku di tengah kesibukanmu bersama teman-teman kampusmu. Kau tak perlu lagi mendengarkan obrolan teman-temanku saat kau sedang bersama kami. Kau tak perlu lagi menungguku keluar kelas hanya untuk mengobrol atau makan di luar, aku tau hal itu hanya akan menghabiskan waktumu yang sangat kau hargai.
Hiduplah layaknya dulu kau bahagia. Aku baik-baik saja sekarang, layaknya kau yang memang baik-baik saja tanpaku. Kelak, jika kita bertemu kembali, yakinkan aku bahwa kita hanya dua orang yang saling kenal nama agar kau tak sungkan untuk menyapa. Yakinkan pula dirimu bahwa dalam perpisahan kita tak pernah ada yang salah, agar kau tak perlu lagi menghindar. Duduklah lagi bersama, sejajar, dan mari perbincangkan betapa bahagianya kita tanpa salah satunya.